Ternyata bandara internasional pertama di Indonesia adalah Bandara Kemayoran Jakarta!
Bandara pertama internasional di Indonesia bukanlah Bandara Soekarno-Hatta ataupun Bandara Halim Perdanakusuma, tapi Bandara Kemayoran Jakarta. Sebelum Bandara Soekarno-Hatta menjadi pintu utama udara Indonesia, ada Bandara Kemayoran yang dahulu menjadi pintu gerbang pertama penerbangan di tanah air. Penasaran dengan Bandara Kemayoran? Yuk, kita bahas bersama!

Sejarah Bandara Kemayoran Jakarta
Bandara Kemayoran Jakarta merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional berjadwal. Dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1934 dan diresmikan pada 8 Juli 1940, bandara ini dikelola oleh maskapai Belanda KNILM. Pesawat pertama yang mendarat adalah DC-3 milik KNILM dari Lapangan Terbang Tjililitan. Pada masa Perang Dunia II, bandara ini digunakan untuk kepentingan militer Sekutu, lalu diambil alih oleh Jepang (1942–1945). Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan beralih ke pemerintah Indonesia melalui Djawatan Penerbangan Sipil pada 1958 dan diserahkan ke Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran pada 1960.

Landasan Pacu Bandara Kemayoran
Landasan Pacu Bandara Kemayoran Dulu – Kala itu, bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan. Landasan pacu utama membujur dari utara ke selatan, berukuran 2.475 x 45 meter. Sementara itu, landasan pacu tambahan melintang dari timur ke barat, memotong landasan pacu utama dan terhubung dengan apron terminal di barat daya area persilangan. Landasan ini berukuran 1.850 x 30 meter.

Landasan Pacu Bandara Kemayoran Sekarang – Saat ini, landasan pacu utama telah berubah menjadi Jalan Benyamin Sueb, sedangkan landasan pacu tambahan menjadi Jalan HBR Motik. Keduanya kini menjadi akses utama menuju kawasan Pekan Raya Jakarta (PRJ) di JIEXPO Kemayoran.

Menara ATC Bandara Kemayoran
Bandara Kemayoran dahulu memiliki menara pengawas udara atau biasa disebut menara Air Traffic Control (ATC). Menara ATC Bandara Kemayoran memang tidak setinggi menara ATC jaman sekarang, karena menara ini dibuat menyesuaikan dengan besarnya pesawat saat itu
dan jelajah ketinggian yang masih rendah. Fun Fact! Bandara Kemayoran pernah muncul dalam komik serial asal Belgia The Adventures of Tintin
berjudul “Flight 714”. Dalam cerita tersebut, Tintin dan rombongannya mendarat di Bandara Internasional Kemayoran sebagai pemberhentian terakhir penerbangan 714 dari London sebelum menuju Sydney. Mereka juga mengunjungi menara ATC, yang kemudian dijuluki “Menara Tintin”.

Seiring berkembangnya kawasan sekitar, Bandara Kemayoran dikelilingi permukiman, pertokoan, dan perkantoran yang mengganggu operasional penerbangan serta menimbulkan polusi suara. Karena frekuensi penerbangan yang semakin tinggi, pemerintah mempertimbangkan pembangunan bandara yang lebih memadai. Pada 1 Oktober 1984, penerbangan domestik di Kemayoran ditutup dan penumpang yangsudah check-in di Bandara Kemayoran diangkut ke Bandara Cengkareng dengan bus. Bandara Kemayoran resmi berhenti beroperasi pada 31 Maret 1985, sehari sebelum Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta mulai beroperasi. Seluruh aktivitas penerbangan dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta dan sebagian ke Halim Perdanakusuma.

Beberapa bagian dari bandara masih bisa ditemukan, seperti menara ATC yang keberadaannya menjadi pengingat bahwa Bandara Kemayoran pernah menjadi pusat penerbangan pada masanya. Sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, bekas menara ATC Kemayoran dijadikan Bangunan Cagar Budaya yang harus dilestarikan. Kawasan bekas Bandara Kemayoran kini berkembang menjadi destinasi wisata, pusat bisnis, permukiman, dan hiburan modern. Di bawah pengelolaan PPK Kemayoran, kawasan ini dikembangkan sebagai Smart City hijau yang mencakup Jakarta International Expo (JIExpo), Pekan Raya Jakarta (PRJ), pusat kuliner, seni, dan konser.

Meskipun Bandara Kemayoran tak lagi beroperasi, jejaknya masih terasa lewat sisa bangunan lama dan kisah yang terus dikenang, menjadikannya bagian penting dari sejarah perkembangan Jakarta dan dunia penerbangan di Indonesia.

Gimana nih, Sobat Translog? Kamu pernah mengunjungi lokasi bersejarah ini nggak? Ceritain
dong pengalaman atau pendapat kalian tentang Bandara Kemayoran!

Writer: Azzahra Callysta Naila

0